Sejak pertama kali dirilis pada tahun 1992, Mortal Kombat telah menjadi salah satu game fighting paling brutal dan kontroversial dalam sejarah industri video game. Dikenal dengan gerakan Fatality yang sadis, efek darah yang eksplisit, serta karakter-karakter ikonik, game ini berhasil menarik perhatian sekaligus menuai kontroversi. Dengan perkembangan teknologi, Mortal Kombat semakin realistis dan brutal dari waktu ke waktu. Mari kita lihat bagaimana sadisnya game ini dari era klasik hingga modern.
Saat pertama kali muncul di arcade dan konsol pada era 90-an, Mortal Kombat (1992) langsung mencuri perhatian dengan grafis digitalisasi karakter nyata dan efek darah yang berlimpah. Keunikan utama game ini dibandingkan game fighting lain seperti Street Fighter adalah adanya Fatality, yaitu gerakan finishing yang memungkinkan pemain menghabisi lawan dengan cara yang sadis, seperti merobek kepala, mencabut jantung, atau membakar tubuh lawan hidup-hidup.
Kontroversi pun muncul karena grafis kekerasannya dianggap terlalu ekstrem. Bahkan, Mortal Kombat menjadi salah satu alasan utama terbentuknya ESRB (Entertainment Software Rating Board), sistem rating yang digunakan untuk mengklasifikasikan game berdasarkan tingkat kekerasan dan kontennya.
Memasuki era 3D, game Mortal Kombat semakin berkembang dengan grafik yang lebih tajam dan efek visual yang lebih mendetail. Mortal Kombat: Deadly Alliance (2002) dan Mortal Kombat: Deception (2004) memperkenalkan mekanisme pertarungan yang lebih kompleks serta sistem Fatality yang lebih sadis. Selain itu, muncul fitur Death Trap, yang memungkinkan pemain membunuh lawan dengan cara interaktif menggunakan lingkungan sekitar.
Namun, puncak brutalitas di era ini terjadi dalam Mortal Kombat 9 (2011), yang menghadirkan reboot cerita serta grafik modern yang lebih realistis. Fatality dalam game ini menjadi lebih brutal dengan efek visual mendetail, seperti organ tubuh yang terlihat saat karakter dihancurkan.
Dengan hadirnya Mortal Kombat X (2015) dan Mortal Kombat 11 (2019), tingkat kekerasan dalam game ini mencapai level baru. Berkat teknologi grafis modern, setiap serangan Fatality ditampilkan dengan efek detail yang luar biasa, mulai dari tulang yang hancur dalam gerakan X-Ray, darah yang mengucur realistis, hingga ekspresi kesakitan yang lebih nyata.
Fitur baru seperti Brutality dan Fatal Blow juga menambah intensitas pertarungan, memungkinkan pemain menghabisi lawan dengan cara yang lebih cepat dan lebih kejam. Mortal Kombat 11 bahkan menghadirkan Stage Fatality, yang memungkinkan pemain menggunakan elemen lingkungan untuk membunuh musuh, seperti melempar lawan ke gergaji berputar atau menjatuhkan mereka ke dalam asam.
Sejak awal, Mortal Kombat selalu menjadi sasaran kritik karena tingkat kekerasannya yang ekstrem. Banyak organisasi yang menganggap game ini tidak pantas untuk anak-anak dan bisa memberikan dampak negatif terhadap psikologi pemain. Namun, berkat sistem rating ESRB dan PEGI, game ini tetap bisa dinikmati oleh pemain dewasa yang menyukai tantangan dan aksi brutal.
Meskipun kontroversial, popularitas Mortal Kombat tetap tinggi dan terus berkembang dengan berbagai adaptasi ke dalam film, komik, dan serial TV.
Mortal Kombat ZEUSQQ bukan hanya sekadar game fighting biasa, tetapi sebuah fenomena dalam dunia gaming. Dengan mekanisme pertarungan yang solid, karakter-karakter ikonik seperti Scorpion, Sub-Zero, dan Raiden, serta inovasi dalam brutalitasnya, Mortal Kombat terus menjadi game yang dinantikan oleh para penggemarnya. Sadis? Tentu saja. Tapi justru itulah yang membuat Mortal Kombat menjadi game yang legendaris!
"Finish Him!"